Selasa, 11 April 2017

PERKEMBANGAN MATEMATIKA


Perkembangan Sebelum
Renaissance
A.    SEJARAH
Dalam sejarah waktu semua bangsa yang beradab berdaya upaya terhadap matematika. Pada
zaman prasejarah, sejarah matematika tidak tercatat seperti halnya pada sejarah seni dan bahasa, dan bahkan sampai pada awal-mula kebudayaan hanya dapat diterka dari tingkah laku manusia ‘’primitif’’ pada hari ini. Apapun sumber asalnya, matematika sampai hari ini terbagi ke dalam dua aliran yaitu bilangan dan bangsa. Yang pertama terhimpun dalam artimetika dan aljabar, dan yang kedua  dalam geometri. Dalam abad ke-17 keduanya disatukan  (ingat Rene Descartes), membentuk sungai analisis matematis yang luas.

B.     LIMA ALIRAN
Ke dalam dua aliran utama itu, bilanngan dari bangun mengalir banyak anak sungai. Pada awalnya hanya kucuran kecil, yang lainnya meluncur dengan cepatnya ke dalam kuasa sangat bebas. Kedua-duanya teristimewa mempengaruhi seluruh  arah matematika dari hampir awal sejarah yang tercatat sampai abad ke du puluh. Perhiungan dengan bilangan alam 1,2,3,… mengintroduksi     matematikawan dengan konsep kediskretan. Penemuan  bilanagan irasional ; dalam usaha untuk menghitung luas bidang untuk dibatasi oleh kurva-kurva atau oleh garis-garis lurus yang tidak sama ukurannya, dan demikian pula untuk luas permukaan dan volume. Juga dalam pergulatan manusia diberikan perhitungan yang memadai untuk gerak, pertumbuhan,  dan perubahan terus – menerus yang indah, memaksa matematika menemukan konsep kekontiniuan.
      Seluruh sejarah matematika dapat diartikan pertempuran rebut-unggul di antara ke dua konsep tadi. Konflik ini kadang berkumandan lebih tua dari pertengkaran filsafat awal Yunani kuno, pertengkaran antara Satu lawan Banyak. Tetapi pertempuran ini tidak seluruhnya sesuai, di matematika paling tidak, sebaba konsep kontinu dan diskret sering kali menunjukan kemajuan simbolis yang satu membantu kemajuan yang lain.
       Suatu jenis ide matematis lebih menyukai pada masalah yang berkaitan dengan kekontinuan. Geometri, analisis, dan pengguna matematika untuk sains dan teknologi adalah jenis ini, tipe yang lainnya lebih menyukai kediskretan, biasanya mengambil contoh teori bilangan dan semua dan semua percabangan pada aljabar, dan pada logika matemtis. Tidak ada garis tegas yang membagi keduannya, dan matematika bekerja dengan kedua-duanya baik kontinu maupun diskret. 
      Tambahan unntuk bilangan, bangun, diskret, dan kontinu, aliran yang kelima adalah trepan, telah menjadi amat sangat penting dalam sejarahmatematika, tterutama sejak abad ke-17. Sebagai sains berawal dari astronomi dan keteknikan dalam zaman kuno, dan berakhir dengan biologi, psikologi dan sosiolaogi di jaman modern, ilmu-ilmu ini makin lama makin menjadi eksak. Mereka ini secara ejek meningkat kebutuhannya akan penemuan matematis, dan utamanya terjadi secara luas sejak 1637. Lagi, industri dan penemuan  menjadi makin ilmiah setelah tevolusi secara industry pada akhir abad ke-18, dan awal abad ke-19. Mereka ini amat sangat dirangsang oleh kreasi matematis, seringkali mengalamatkan permainan jauh di luar sumber matematika yang ada. Contohnya masa kini adalah masalah aliran udara bergejolak (turbulen), bagian terpenting dalam “dinamika”. Disini, seperti banyak hal lain, usaha memecahkan secara esensial masalah teknologi baru membawa ekspansi matematika kearah depan.

C.      SKALA WAKTU
           Akan kita bicarakan ide pendistribusian matematika menurut waktu atau zaman, sebelum
kita melihat kemajuan masing-masing. Kurva produktif matematika terhadap waktu secara kasar dapat dipikirkan sebagai eksponensial pertumbuhan biologis (kira-kira:  produksi matematika,  waktu), mulai menanjak yang susah dilihat pada masa lalu dan tiba-tiba melonjak dengan kcepatan yang menakjubkan pada masa sekarang. Kurva ini tentu tidak mulus, sebab seperti halnya seni, matematika pun ada kalanya mengalami despresi. Terdapat keadaan yang paling dalam pada Abad Pertengahan, karena terjadi kemunduran matematika di Eropa yang hanya menjadi keseimbangan kebudayaan Islam, matematika sendiri resesi paling tajam pada epoch besar (abad ke tiga SM) Archimedes. Akan tetapi disamping despresi, kecenderungan dari masa lalu adalah arah menanjak dan matematika yang valid tetap meningkat.
      Kita tidak mengharapkan bahwa kurva pertumbuhan matematika mengikuti aktivitas budaya yang lain, umpamanya seni dan music meskipun sangat dekat. Seni pahat yang indah, sekali dihancurkan sangat sulit untuk di simpan apa lagi diingat-ingat. Ide-ide besar matematika survive (tahan uji) dan terus dibawah berkelanjutan,yakni tetap dan kebal terhadap kecelakaan. Karena diekspresikan di dalam satu bahasa universal yang bijak sebagai alat kemanusiaan, kreasi matematika tidak terpengaruh oleh rasa nasionalisme seperti dalam kesusastraan misalnya.
      Mayoritas matematikawan setuju tentang ukuran kenaikan produktivitas ini bahwa matematika yang diciptakan sejak 1800 kurva waktunya naik dengan tajam daripada tahun sebelumnya. Siapa pun yang pengetahuan matematikannya bukan tangan pertama dalam kehidupan matematika diluar kalkulus percaya bahwa matematika berkembang sangat subur pada masa lalu. Matematikawan tidak berpikir demikain. Zaman sekarang, dimulai pada abad ke-19, biasanya di pandang sebgai masa keemasan bagi mereka yang bergelut dengan matematika atau paling tidak dari sejarahnya.
       Agak klasik, tetapi pecaya pendapat bahwa skal waktu perkembangan matematika membagi seluruh sejarahnya menjadi tiga bagian yang tidak sama panjang. Masing-masing dapat disebut masa terpencil (terdahulu), masa pertengahan, dan masa sekarang.
                 
                              Masa dahulu membentang dari dahulu kala sampai tahun 1637
                            Masa pertengahan dari 1638 sampai 1800  
                            Masa sekarang membentang dari 1821 sampai kini
      
       Untuk tanggal yang pasti ada alasan tertentu. Geometri menjadi analitis pada 1637 dengan terbitnya karya besar Rene Descartes. Kira-kira setengah abad kemudian hasil karya kalkulus oleh Newton dan Leibniz, juga dinamika (bagian dari fisika) oleh Galileo dan Newton, mulai menjadi milik umum semua matematikawan yang kreatif. Leibniz dipastikan bertanggung jawab mengestimasi kemajuan besar ini. Ia dicatat pernah mengatakan bahwa, semua matematiak dari awal kejadian dunia sampai zaman Newton, apa yang pernah dilakukan Newton separuh lebih baik.
      Pada abad ke delapan belas deksplorasi metode Descartes, Newton dan Leibniz disemua departemen matematika ketika departemen ini dibentuk. Barangkali gambaran paling signifikan pada abad ini adalah dimulainnya abstraksi yang menjadi tantangan umum. Meskipun realisasi kekuatan metode abstrak tertunda sampai abad ke-20, perlu di catat adanya antisipasi hasil karya Lagrange atas persamaan aljabar dan lebih dari itu adalah dalam mekanika analisisnya. Dan sampai saat ini karya ini merupakan alat paling kuat dalam sains fisika. Sebelum Lagrange belum ada karya serupa itu.
      Yang terakhir, 1801 ditandai dengan era baru yang belum ditemukan sebelumnya, dimulai dengan diterbitkannya karya monumental Gauss. Alternatifnya 1821, ada masa dimana Cauchy mulai yang pertama kali memperlakukan kalkulus diferensial dan integral dengan sangat memuaskan.
        Percepatan produktivitas paling tinggi dalam abad ke-19, sebagai akibat penguasaan dan pemngerasan  metode yang ditemukan  pada periode pertengahan, dicirikan oleh pengembangan geometri. Lima orang berikut Lohachevsky, Bolyai, Plueker, Riemann, dan Lie, menemukan geometri baru, sebagai bagian dari hidupnya, sebanyak (bahkan lebih) dari pada yang diciptakan oleh seluruh matematikawan Yunani di abad ke-2 atau ke-3 di masa kegiatan terbesarnya. Terdapat landasan yang baik dari asarsi yang mengatakan bahwa dalam abad ke-19 sendiri berkonstribusi kira-kira lima kali sebanyak  matematika yang diproduksi sepanjang sejarah sebelumnya. Bukan hanya dalam kuantitas akan tetapi justru yang lebih penting kualitas dan kuasanya.
       Bahwa matematikawan sebelum perode pertengahan menemui datangnya kesulitan bagi kepeloporannya, kita tidak perlu mempersempit prestasi besrnya pada proporsi pengisian-semesta. Harus diingat bahwa kemajuan pada masa kini telah membumbung ke atas dan termasuk semua matematika yang valid yang mendahului tahun 1800, sebagai contoh khusus adalah teori dan metode umum matematika. Tentu saja tak seorang pun yang bekerja dalam bidang matematika percaya bahwa pada abad ini matematiak telah sampai pada akhir pelajarannya.

D.    TUJUAN PERODE
Pembagian skala-waktu sejarah matematika yang lebih koverensional pembagiannya ke
dalam tujuh perode.
1.      Dari masa awal sejarah sampai Babilonia dan Mesir Kuno inklusif.
2.      Dari konstribusi Yunani, sekitar 600 SM, sampai sekitar 300 SM (900 tahun), yang terbaik adalah abad ke-4 dan ke-3 SM.
3.      Masyarakat Timur dan yang berbahasa Semit (Hndia, Arab, Cina, Persia, Islam, Yahudi,dan sebagainya, sebagian sebelum dan sebagian lagi sesudah (2).
4.      Eropa dalam masa renaissance dan Reformasi, secara kasar pada abad ke-15 dan ke-16.
5.      Pada abad ke tujuh belas dan ke delapan belas.
6.      Pada abad ke Sembilan belas.
7.      Pada abad ke dua puluh dan sesudahnya.
Pembagian secara umum ini mengikuti perkembangan kebudayaan Barat dan ia berutang
budi kepada Timur Dekat.  Barangkali hanya (6) dan (7) satu-satunya yang berkembang di Barat meskipun secara sangat signifikan kecenderungan baru menjadi jelas setelah 1900-an.
       Meskipun masyarakat Timur Dekat lebih aktif dari pada erang Eropa selama perode ke-3 dan ke-7, matemaatika seperti adanya sekarang ini didominasi oleh produk kebudayaan Barat. Kemajuan-kemajuan Cina kuno, misalnya apakah tidak masuk dalam aliran umum atau masuk dalam perdagangan belum dilacak. Bahkan teknik tertentu seperti dirakit baik sebagai matematika yang dangkal atau di tarik dari matematikawan Eropa sampai setelah mereka menunjukkan kemandiriannya dalam menemukannya di Eropa. Umpamanya, metode Horner untuk solusi numeric suatu persamaan barangkali sudah ditemukan di Cina, akan tetapi Horner tidak mengetahinnya. Dan faktanya matematika tidak menjadi kerdil apakah Cina atau Horner yang pernah menemukan metode itu lebih dulu.
       Matematika di Eropa mengikuti arah yang hampir sejajar dengan kebudayaan umum di beberapa Negara. Jadi, praktik kebudayaan yang sempit di Roma kuno tidak berkonstribusi apapun di matematika, ketika Italia maju dalam dunia seni, ia maju pula dalam aljabar, ketika kejayaan  era Elizabeth di Inggris, matematika justru berkembang di Swiss dan Prancis. Sering kali terjadi pemunculan yang spordis para genius di Negara-negara relative kecil, seperti kreasi bebas geometri non-euclid di Hongaria pada awal abad ke-19. Kemunduran daya hidup sekoyong-koyong, biasanya dibarengi dengan meningkatnya kegiatan matematika, seperti zaman perang Napoleonbersama revolusi Prancis , juga di Jerman setelah kerusuhan 1848. Akan tetapi Perang Dunia I, 1914-1918, setelah menghentikan laju kemajuan matemtika di Eropa dan menguarang dimana-mana, seperti juga….. bermaifestasi nasionalisme di Rusia, Jerman dan Italia. Kejadian-kejadian ini menghalangi kemajuan pesat di mana matematika telah di jadikan  ilmu sekitar 1890 di Amerika Serikat, dan membawa Negara itu ke posisi pemimpin.
       Korelasi antara kehebatan dn kecemerlangan  dan aspe lain dari kebudayaan umum kadang-kadang negative. Dapat di berikan beberapa contoh, perkembangan paling penting terjadi pada Abad Pertengahan. Ketika aristektur Gotihc dan kebudayaan Kristen dan puncaknya di abad ke-12 (kadang-kadang orang menyebut pada abad ke-13), matematika di Eropa baru saja mulai merangkak dari titik terendah. Sangat menarik bagi sejarah sejarawan bahwa delapan abad kemudian ketika matematika dan sains secara resmi sangat dihargai dan berkembang di Negara-negara Eropa tentu, beberapa tahun sbelum kejayaan ideal seperti abad pertengahan dalam September, 1939, merupakan fajar kepercayaan baru dalam memasukan matematika itu sendiri ke dalam kesederhanaan nonmatematis dari ketakilmiahannya arsitektur.
      Konstribusi paling menonjol di antara semua periode pada zaman Renaissance adalah penemuan orang Yunani tentang penalaran deduktif. Kemudian orang Italia dan Prancis mengembangkan aljabar lambang pada abad ke7 dan ke-12 orang Hindu menemukan hampir semua aljabar lambang, kaum Mslim kembali keabad klasik,  yakni hampir semua aljabar retorik. Kemajuan utama ketiga telah ada tanda-tandanya, dapat ditekankan di sini, pada bagian awal dari periode ke lima (abad ke-17) ketiga cabang bilangan, bangun dan kontinulitas dipadukan. Secara umum hal itu menciptakan kalkulus dan analisis matematias; perpaduan ini juga mengubah geometri dan kemudian.Pelopornya adalah orang-orang Prancis, Inggris, dan Jerman.
     Perode kelima bisanya dipandang sebagai puncak sejarah matematika murni modern. Perode penghimpunan awal sains modern. Perode lainnya adalah penerapan ekstensif pada kreasi terbaru matematika murni ke dalam astronomi dinamika, mengikuti karaya Newton, dan kemudian sains fisik, mengikuti karya Galileo dan Newton. Akhirnya, dalam abad ke-19, aliran sungai besar matematika menggenangi tepiannya, membanjiri rimba raya, tidak ada matematika yang tidak subur dan menjadikan berbuah sangat lebat.
      Jika matematika pada abad ke-20 dan ke-19 berbeda secara signifikan, mungkin perbedaan yang paling penting terletak pada makin meningkatnya keabstrakan sebagai kosenkuensi generalisasi dan tumbuh dengan morfologi dan antonym komperatif dan struktur matematis, penajaman pemahaman yang dalam, dan makin disadarinya keterbatasan deduksi penalaran klasik. Jika “keterbatasan’’ membawa kegelisahan selama 7000 tahun, maka usaha manusia dengan jelas, tentu salah terka. Tetapi benar bahwa evaluasi kritis tentang penerimaan penalaran matematis yang membedakan empat dekade pertama dengan pada ke-20memerlukan revisi ekstensif matematika terdahulu, dan mengilhami kerja baru tentang dasar (fundamen) yang menarik baik bagi matematika maupun epistemology. Mereka juga terbawa ketujuh final matematika pada suatu teori bahwa matematika adalah bayangan Kebenaran Abadi.
       Pembagian sejarah matematika ke dalam tujuh perodeagak tradisional dan tidak meragukan merupakan penjelasan, utamanya dalam hubungan dengan fluktuasi cahaya yang kita namakan kebudayaan. Akan tetapi pembagian kuno periode dahulu, pertengahan, dan sekarang seperti dilukiskan terdahulu, tampak lebih benar dalam menyajikan perkembangan matematika itu sendiri dan lebih jelas dari daya hidup sesuai pembawaanya.

E.     ISSAC NEWTON (1642-1722)
Meskipun Issac Newton, matematikawan dan ilmuwan besar bangsa Inggris, hidup kira-kira
350 tahun yang lalu, ia telah dijuluki sebagia pionir ruang matematika. Tanpa penemuan tentang hukum-hukum matematika dan fisika yang “mengatur” dunia kita, ilmuwan sekrang tidak akan mampu mengirimkan roket ke luar angkasa atau satelit mengelilingi bumi.
       Seperti matematikawan besar lainnya, bakat matematiak Newton berkembang pada saat masi muda. Ketika ia berumur 14 tahun, ia begitu berminat terhadap matematika sehingga sering mangkir dari membantu pekerjaan di kebun pertanian ibunya. Pada umur 24, ia telah memberikan kontribusinya yang besar pada matematika … penemuan kalkulus yang ia sebut “fluxion”. Meskipun ia telah melakukan penemuan besar, teri-teorinya belum sepenuhnya di kembangkan, dan ilmu ini memerlukan waktu 20 tahun untuk mampu menyelesaikan masalah tertentu dalam kalkulus untuk mempersiapkan karya ilmiah yang penting itu. Kita sekarang barangkali mahasiswa semester pertama menghadapi soal yang sama dalam kalkulus dapat menyelesaikannyahanya dalam waktu setengah jam saja.
        Kemasyuran Newton selagi matematika sampai luas . sejarah mengatakan bahwa ilmuwan John Bernoulil mengajukan dua soal matematika sangat sulit dan member wktu matematikawan itu 6 bulan untuk menyelesaikannya. Suatu hari setelah Newton menerima soal itu hanya dalam satu sore ia telah selesai menyelesaikannay. Bahkan dalam masa tuanya keterampilan matematika Newton tidak berkurang. Ketika ia berusia 74 tahun, ia menerima tantangan dari Leibniz untuk menyelesaikan soal yang sulit dan ia kerjakan dalam satu senja.
       Issac Newton adalah salah satu intelektual besar di sepanjang waktu. Ia disebut “ornament dari ras manusia”. Namun, seperti sebesar namanya kini ide-ide besarnya mendapat cabaran dan masih tetap dimodifikasi oleh ilmuwan masa kini

Perkembangan Matematika
SesudahRenaissance
 A.   CIRI KHAS UMUM TIAP PERODE  
        Lihat kembali kegiatan belajar 1 terutama pada pembagian perkembangan matematika ke dalam 7 perode. Masing-masing dari 7 periode terdapat peningkatan kematangan yang signifikan namun kennudian diikuti dengan penurunan karena keterbatasan berpikir matematis. Tanpa penyuburan oleh ide-ide baru yang kreatif, masing-masing periode akan tenggelam dalam kemandulan. Pada periode Yunani, misalnya sintetis geometri metric, sebagai metode, yakni cara memperoleh yang secara manusiawi mungkin diperoleh dengan alat inderawi yang ada pada kita sekarang. Masalah ini diperjelas kemba;I oleh sesuatu yang baru dengan ide geometri analitik (Descrates, geometri dipelajari melalui aljabar) di abad ke-17, dan oleh geometri proyektif pada abad ke-17 dan ke-19 (geometri dipelajari melalui matriks), dan akhirnya pada abad ke-18 dan abad ke-19 dengan geometri diferensial (Cauchy, geometri dipelajari melalui kalkulus).
       Revitalisasi yang demikian memang perlu bukan saja pada kelanjutan pertumbuhan matematika akan tetapi juga untuk perkembangan sains lainnya (fisika, astronomi, dan lainnya). Jadi akan tidak mungkin bagi matematikawan memahami kerumitan geometri yang rapuh untuk diterapkan pada sains modern dengan hanya menggunakan metode Euclid dan Apollonus. Dan dalam matematika murni, banyak diantara geometri pada abad ke-19 dikesampingkan oleh geometri ruang abstrak yang lebih kuat dan geometri non-Riemann yang di kembangkan pada abad ke-20. Kurang dari 40 tahun setelah tutup pada abad ke-19, beberapa karya nonumental  geometri pada abad kejayaan geometri sintetis telah mulai tampak kurang berguna dan dianggap kolot. Demikian pula halnya bagi kebanyakan geometri diferensial dan geometri proyektif klasik. Ketika matematika terus maju, geometri baru (non-euclid)pada abad ke-20 tampaknya akan menggantikan kedudukan geometri klasik, atau dikelompokan dibawah abstraksi yang masih jarang.
      Ketika suatu periode berakhir, ada kecenderungan memperbaiki hanya kesulitan-keulitan yang mendahului periode itu. Apakah dengan mengabaikannya seperti keadaannya tidak memugkinkan bernilai abadi, atau memasukan ke periode berikutnya sebagai latihan mencari metode yang lebih kuat?. Jadi, misalnya sejumlah besar penilitian kurva dengan kekuatan dan semangat yang mengagumkan dalam karya geometri analitis, hanyalah sebagai bukuteks elementer. Barangkali “makam matematis” paling meluas adalah risalat yang mengabadikan secaraartifisial permasalahan sulit dalam mekanika telah dikerjakan oleh Lagrange, Halminton, dan Jacobi dan tidak pernah dihidupkan kembali.
     Lagi, produktifitas matematika ketika periode itu mendekati masa kini,provinsi (daerah kekuasaan)matematiaka baru makin lama makin terpisah demi generasi. Hukum kembali ke nol terjadi di sini di matematika seperti di ekonomi tanpa mengintroduksi secara radikal perbaikan metode baru, pemasukan tidak akan seimbang dengan pengeluaran. Sebagai contoh jelas  adalah berkembang cepatnya  teori invariant aljabar, salah satu penemuan besar dalam abad ke-19, lainnya  teori klasik fungsi periodic ganda,pada abad yang sama. Yang pertama secara tidak langsung berkontribusi pemunculannya relativitas umum, dan yang kedua mengilhami karya dalam analisis dan gometri aljabar (dalam tapologi).
     Fenomena terakhir dari seluruh perkembangan dapat dicatat. Pertama, disiplin matematis tidak didefenisikan dengan tegas. Ketika pengetahuan ini meningkat, subyek secara individual terpisah dari induknya  dan menjadi otonomi. Kemudian, beberapa diambil dan diserap dalam wadah generalisasi yang besar di tempat sebenaranya. Demikianalah trigonometri permasalahan dalam survey, astronomi dan geometri yang harus diserap, beberapa abad kemudian analisis telah menggeneralisasikan geometri ( menjadi poin set topologi  dalam topologi).
     Pelarian dan penangkapan kembali mengilhami impian akhir, penyatuan kembali (unifikasi) matematika akan merangkum seluruhnya. Awal abad ke-20 dipercayai beberapa pakar   bahwa keinginana unifikasi ini dapat dipercepat dalam logika matematis. Akan tetapi, matemtika terlalu taktertahankan kreatifnya untuk mampu dipertahankan oleh kaum formalisme, yang ternyata meracut atau terlepas. (Dua paragraph terakhir akan dibahas pada Modul 4).

B.  MOTIVASI BERKEMBANGNYA MATEMATIKA
       Beberapa butir gambaran apa yang telah terjadi mengisyaratkan bahwa banyak motivasi yang melatari perkembangan matematika adalah ekonomi. Pada decade ketiga dank eempat abad ke-20, demi alas an politisi yang jelas, usaha-usaha dilakukan untuk menunjukan bahwa semua matematika perlu khususnya dalam penerapan adalah demi masalah ekonomi.
     Terlalu menekankan masalah praktisnya dalam pengembangan matematika maka sebegitu jauh kuriositas intelektual murni meleset paling tidak pada sebagian fakta. Bagi setiap pakar  matematika modera yang kompeten dan yang pendidikanya tidak berhenti sampai kalkulus dan penerapan yang dapat menjelaskan bahwa bukan motivasi ekonnomi yang melebihi kuoritas intelektual murni (keingintahuan yang kuat) dalam mengkreasi matematika. Hal ini berlaku juga bagi matematika praktis yang diterapkan pada perdagangan, termasuk semua asuransi, sains, dan teknologi, seperti halnya divisi-divisi matematika yang sekarang ini secara ekonomi tak ternilai. Contoh-cotoh dapat dilipat gandakan tak terbatas, empat contoh kiranya sudah cukup, satu dari teori bilangan, dua dari geometrid an satu lagi dari aljabar .
     Pertama. Kira-kira duapuluh abad sebelum bilangan polygon  diperumum (digeneralisasikan),   dan kemudian melalui analisis dan pertimbangan ternyata dapat diterapkan  dalam asuransi dan statistic, dalam kedua contoh ini dilakukan melalui analisis kombinatorik, yang terdahulu dengan cara teori probuilitas matematis, keistimewaan yang menggunakan telah diteliti oleh artimetika tanpa disangka bahwa di kemudian hari bilangan-bilangan ini terbukti sangat bermanfaat bagi permasalahan-permasalahan praktis. Bilangan poligon menarik Phytagoras pada abad ke-6 SM dan sangat membingunkan/mencengkangkan para pengikut-pengikutnya dan memandangnya sebagai bilangan misterius. Motivasinya disini dapat dikatakan keagamaan.
      Matematikawan berikutnya, termasuk salah satu yang terbesar, memandang bilanagan-bilangan trsebut sebagai legitimasi obyek- obyek ksrioritas intektual. Vermat bersama Pascal, penemua teori probalitas matematika, dalam abad ke-17, oleh karena itu disebut kakek moyangnya asuransi, mereka penuh keheranan terhadap bilangan poligon selama beberapa tahun baik Vermat maupun Pascal memimpikan penemuan probalitas secara matematis.
       Kedua. Dan merupakan contoh yang agak menjemukan, irisan kerucut yang secara substansi ditemukan oleh orang Yunanai kira-kira abad ke-17 sebelum penerapannya pada gerak peluru balistik dan astronomi, kemudian pada navigasi, yang tidak disangka-sangka. Penerapan-penerapan ini mungkin telah dilakukan tanpa geometri Yunani, yakni setelah tersedia geometri analitik Descartes dan dinamika Newton. Akan tetapi fakata bahwa dengan mengambil perhatian berat pada irisan kerucut Yunani jalan lapang yang pertama telah diperoleh. Lagi motivasi awal di sini adalah kuriositas intelektual.
     Ketiga. Ruang yang berdimensi-banyak. Dalam geometri analitik, kurva bidang disajikan oleh persamaan dengan dua variabel (  permukaan atau luasan dengan persaamn tiga variabel
  . Cayley dalam tahun 1843mengalihbahasakan geometri ke system persamaan dengan lebih dari tiga variabel, jadi ia menemukan geometri pada sembarang dimensi finit. Generalisasi ini terbawa langsung oleh aljabar secara formaldari geometri analitik biasa, dan diperluas untuk minat intrinsik sebelum igunakan dan ternyata didapati dalam termodinamika, mekanika statis, dan bagian sains lainnya, termasuk statistic, baik teoretis maupun pada perindustrian seperti hallnya dalam kimia terpakai. Singkatnya, dapat dicatat bahwa suatu metode dalam mekanika statistic sekoyong-koyong menggunakan teori partisi aritmetis, yang memperlakukan masalah demikian seperrti menetapkan dalam beberapa cara bilangan positif bulat yang diketahui sebagi jumlah bilangan-bilangan positif. Teori ini diawali oleh Euler pada abad ke delapan belas, dan lebih dari 150 tahun tidak ada apa-apanya terkecuali memainkan peran bagi para pakar dala teori bilangan, lainnya tak berguna sama sekali.
       Keempat. Berkaitan dengan aljabar abstrak seperti yang dikembangkan dalam tahun 1910. Setiap pakar aljabar dengan mudah dapat menerangkan  bahwa banyak dari hasil karyanya mempunyai asal mula  dari salah satu masalah yang tidak bermanfaat tetapi fantastis sepert yang telah di bayangkan oleh insane kurios, yaitu asersi Fermat yang sangat terkenal pada abad ke-17, yang mengatakan bahwa adalah titik mungkin untuk bilangan bulat  masing-masing tidak nol jika  bilangan bulat lebih dari dua. Beberapa aljabar terbaru dengan cepat digunakan dalam sains fisik, utamanya dalam mekanika kuantum modern. Aljabar telah dikembangkan sedemikian tanpa menyangka bahwa ia secara ilmiah amat bermanfaat. Sebenarnyalah, tak seorang pakar aljabar pun tertarik dan tidak berkopetensi untuk membuat penerapan yang signifikan pada suatu hari kelak. Pada akhir tahun 1925. Hanya dua atau tiga pakar fisika di seluruh dunia yang merasa paham adanya saluran baru fisika, yakni aljabar baru, yang harus diikuti dalam tahun 1926 dan dekade-dekade sesudahnya.


C.    SISA-SISA ZAMAN
        Dalam  mengikuti perkembangan matematika, atau sembarang sains lainnya, adalah penting
untuk selalu ingat  bahwa meskipun beberapa karya tertentu sekarang masi terpendam tetapi tidak perlu mati. Setiap zaman kejayaan meninggalkan hasi-hasil yang rinci, sebagian hasil karya itu kebanyakann sekarang hanya menarik para penggemar “barang antik”. Selama periode “dahulu”, daya hidup bertahan adalah keingintahuan dengan spesilaisasi sejarah matematika. Selama periode “pengetahuan” dan “sekarang”, (sejak dekade awal ke-17) takterbilang banyaknnya teorema dan bahkan perkembangan teori yang tinggi diterbitkan di dalam jurnal-jurnal teknis dan transksi pembelajaran masyarakat, dan jarang jika mau dikatakan sebagai
professional. Keberadaannya yang banyak itu hanya un tuk dilupakan saja. Kehidupan ribuan ‘pekerja’ telah hilang pada literatur yang hampir mati. Dalam arti apakah sesuatu yang tengah  dilupakan ini hidup? Dan bagaimanakah masalah ini dikatakan sebenarnya bahwa pekerjaan yang bersusah payah ini tiadak sia-sia?
       Bagi matematikawan, jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang agak mengecewakan adalah jelas bagi semua setiap orang yang berkutat dalam matematika. Di antara semua yang atidk terkoordinasisakan secara rinci pada masa lalau ternyata memunculkan metode umum atau konsep baru. Metode atau konsep ini adalah “bagaiaman bertahan hidup”. Dengan metode umum rincian yang sangat muskil dari tempat yang dikembangkannya diperoleh keseragaman dalam kasus komperatif. Konsep baru tampak lebih signifikan bagi seluruh matematika dari pada fenomena yang smar dari pada yang abstrak. Tetepi hal ini demikian itu adalah sifat dari pikiran manusia bahwa orang hampir tidak berubah: mengambil jalan lingkar, dan menemukan cara ke jalan lurus menuju tujuan. Tidak ada prinsip hemat kerja dalam penemuan ilmiah. Memang, tujuan sasaran dalam matematika sering kali tidak dapat diterka sampai beberapa peneliti bernasib baik (untung) daripada saingannya yang tersesat dan juga tersandung di samping menurunnya daya tahan manusia dalam mengikuti lintasan yang berkelok-kelok.Penyederhanaan dan pengarahan  biasanya merupakanmasalah terakhir untuk dicapai.
       Dalam gambaran tentang fakta-fakta kita dapat mencuplik sekali lagi teori invariant aljabar (alegebraci invarants). Ketika teori ini dikembangakan dalam abad ke-19, skor (nilai) yang diberikan kepada pekerja yang tekun dan diperbudak dengan perhitungan rinci dan invarian dank ovarian tertentu. Pekerjaan mereka itu terkubur (terlupakan tak bermanfaat). Tetapi justru kerumitannya itulah menarik para pengikut aljabar untuk menyederhanakan himpunan fenomena yang jelas terasing disusun kembali ke dalam contoh-contoh yang mendasari prinsip utama. Apakah prinsip-prinsip pernah di cari, sedikit  ditemukan tanpa diberikan motivasi oleh himpunana perhitungan, masi dapat di perdebatkan (debatable). Fakta historis menunjukan mereka begitu  ingin mencari dan menemukan.
     Dalam mebicarakan daftar yang hebat tentang kovarian dan invarian pada awal periode terkuburnya, kita dapat bermaksud mengatakan bahwa hal tersebut berarti tidak bermanfaat bagi masa depan matematika masalah itu tidak terduga mirip sembarang kegiatan masyarakat yang lain. Akan tetapi metode dan prinsip-prinsip pada periode terakhir membuatnya mungkin meraih semua hasil yang diinginkan dengan metode yang jauh lebih mudahseperti yang dikehendaki, dan ini adalah pemborosan waktu dan usaha hari ini untuk menambahnya lagi.
     Satu sisa dari semua usaha besar ini adalah konsep invarians. Sebegitu jauh dapat dilihat saat ini, invariant sepertinya menyelimuti baik matematika murni maupun matematika terapan selama beberapa dekade …. Bukan masalah zaman kejayaan, tetapi sisa-sisanya. Tidak juga, sebagai zaman yang menyisahkan masa lalu, apakah yang membuat sisa itu remang-remang terhadap pekerjaan mereka yang permanen dan bukan pribadi dengan harapannya, kekuatan, kecemburuannya, dan pertikayan yang tidak penting. Sesuatu yang sangat besar dan selalu dilakukan dalam matematika adalah sama sekali anomim.
      Kita tidak akan tahu siapa yang pertama kali memikirkan bilangan-bilangan 1,2,3,…, atau siapa yang pertama kali mengerti bahwa sebuah “tiga” terbebas dari apa yang rasanya pada tiga galah, tiga lembu, tiga dewa, tiga tempat ibadah dan tiga orang.

F.      KARL FRIEDERICH GAUSS (1777-1855)
Karl Friderich Gauss, bersama-sama Newton dan Archimedes, dianggap dari salah satu tiga
matematikawan yang terus hidup. Gauss terlahir di Jerman pada tahun 1977, anak orang miskin. Ia berbakat matematika sejak masa kanak-kanak. Gaus mengatakan sendiri telah belajar berhitung sebelum ia dapat berbicara. Ketika ia bermurus sepuluh tahun, ia dikagumi gurunya dengan bakat matematikanya karena menemukan jumlah dari 81.297 + 81.495+ 81.963 +…+100.899 hanya beberapa saat setelah memberikan soal itu. Mulai setelah itu dan seterusnya  ia menguasai dan berpikir sendiri dalam matematika. Artimetika adalah bilangan favorit Gauss dalam sisia hidupnya.
     Untunglah bangsawan dari  Bunswick membantu keuangan sehingga Karl dapat melanjutkan ke perguruan tinggi pada usia lima belas. Ketika berusia delapan belas, ia menemukan hukum-hukum baru dalam teori bilangan dan menemukan metode statistic baru  yang disebut “kuadrat terkecil” yang digunakan untuk menentukan bangu geometri yang akan mendeskripsikan terbatik satu perangkat data. Ia amat bahagia ketika menemukan bahwa setiap bilangan positif adalah jumlah dari tiga bilangan segitiga, umpamanya 17 = 1+ 6 +10. Pada tahun yang sama ia juga menemukan bagaimana mengonstruksi segi banyak teratur dengan 17 sisi.
      Gaus menjadi banyak bergaul dengan para matematikawan, dan idolanya adalah Newton. Meskipun secara pribadi ia sangat ramah dan hangat, ia menunjukan sifat ketidaksenanganya terhadap seseorang yang ingin tahu segalanya dan tidak bertoleransi dengan kesalahan. Ia hidup sederhana dan modern terhadap sekitarnay, dan terus memberikan konstribusi besar pada matematika sampai kematiannya. Ia sangat terkenala dalam penemuannya dalam artimetika, geometri, astronomi dan statistic. Namu n disamping konstribusinya yang mengagumkan dalam matematika, dengan rendah hati Gaus berkata “Jika orang lain mau menengok matematika dan percaya sedalam seperti saya dan terus tekun seperti saya, mereka pun akan menemukan seperti yang saya temukan”.http://mastermaster6.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar